Aku sangat malas berbantah-bantahan. Tensi aku langsung naik bila mengingat niat baik aku disalahpahami. Pertengkaran terus mengisi hari-hari kami.
Bila aku stress, aku memilih curhat kepada si fotografer jantung hati. Dia sangat memahamiku. Malahan, ia mampu menenangkan aku. Aku merasa damai di sampingnya.
Malam ini aku telah bertekad. Aku mau bercerai. Aku akan menunggunya pulang kerja.
Karena begitu lama tanpa sadar akupun tertidur.
Saat aku terbangun, aku tak melihatnya di sampingku. Ku lihat motornya ada terparkir di halaman.
Aku melangkah ke kamar anakku. Nampak pintu sedikit terbuka. Sekilas ku lihat ada suamiku di
dalam. Aku lalu berhenti sesaat di balik pintu untuk menantinya keluar dari kamar itu.
Ku dengar mereka sedang asyik bercerita. Telingaku menangkap jelas segala tutur kata yang mereka ucapkan.
“Ayah, kenapa ayah hanya asyik menceritakan tentang Nabi Muhammad saja?” tanya anakku.
Suamiku tersenyum dan menjawab, “Sebab ayah ingin anak ayah ini meniru Nabi. Tak ada cerita yang terbaik selain cerita Nabi. Buku cerita lain hanyalah dongeng belaka. Semua itu tidak nyata, hanyalah Khayalan. Namun, Nabi kita benar-benar ada nyata. Malah, menanti umatnya di akhirat kelak. Pahlawan kamu bukanlah ayah, bukan tokoh-tokoh komik cerita fantasi. Pahlawan kamu adalah Nabi Muhammad. Bukan sekadar cerita pengantar tidur."
"Dulu, Ayah hanya lulusan SMA. Ayah tak pandai. Ayah orang miskin. Tak ada yang menceritakan tentang Nabi pada ayah. Jadi, ayah tak ingin kamu seperti ayah. Ayah mau kamu saat dewasa jadi seperti Rasulullah. Berjaya di dunia dan akhirat. Andai suatu hari kamu tak berjaya di dunia sekalipun, kamu miskin sekalipun, Ayah harap kamu tak miskin agama. Pegang kuat apa yang ayah ucapkan ini, ya?”
Anakku mengangguk. Senyum.
“Malam ini, apa ayah punya cerita sebelum tidur?”
Si ayah menjawab ringkas, “Ada. Ada seorang ustaz berkata, kita bisa berinteraksi dengan anggota badan kita sendiri. Meminta anggota badan kita supaya melakukan hal-hal yang baik dan menghindari hal-hal yang tidak elok.”
“Seperti apa itu, ayah?”
“Misalnya, ambil waktu semenit, sambil gosok tangan, ucapkan pada tangan, ‘Hei tangan, hari
ini jangan berbuat maksiat. Allah melihat.’ ‘Hai kaki, hari ini kita melangkah ke masjid ya.’
Usap mata juga dan bilang, ‘Wahai mata, hari ini lihatlah yang baik-baik saja. Tundukkan pandangan.’ Beritahu ke seluruh anggota badan yang selalu berbuat hal tak baik, ‘hari ini, mau takut pada Allah. Jangan buat maksiat, okay?’.”
Selanjutnya 3
Selanjutnya 3
Mengejutkan! Wanita Ini Berniat Minta Cerai Dari Suami. Namun Respon Suami Membuatnya Terkejut..
4/
5
Oleh
Unknown